Search Repository Universitas Baiturrahim

PENDAHULUAN: Anemia defisiensi zat besi merupakan anemia yang presentasi kejadiannya paling tinggi ditemukan pada Negara berkembang. Tahun 2018 di Provinsi Jambi terdapat 23,9% remaja putri yang mengalami anemia. Status gizi dapat berupa gizi kurang, baik ataupun gizi lebih. Kekurangan salah satu zat gizi menyebabkan timbulnya penyakit defesiensi, kekurang dalam batasan kecil menimbulkan penurun kemampuan fungsional. 30% dari kebutuhan gizi harian didapatkan dengan cara sarapan sehat. Aktivitas fisik dapat memperlancar sistem metabolisme di dalam tubuh termasuk metabolisme zat gizi. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui hubungan antara status gizi, kebiasaan sarapan dan aktivitas fisik dengan kejadian anemia pada remaja putri di SMKN 1 Kota Jambi.
METODE: Desain Penelitian observasional dengan pendekatan cross-sectional. Analisis data yang dilakukan secara univariat dan bivariat menggunakan uji chi-square untuk melihat kemaknaan alpha 5% (0,05) dan uji rank spearman. Teknik pengambilan sampel yang digunakan yaitu accidental sampling. Jumlah responden 64 orang pada siswi SMKN 1 Kota Jambi.
HASIL: Hasil penelitian menunjukkan status gizi kategori gizi kurang 12,5%, kebiasaan sarapan kategori jarang 57,8%, aktivitas fisik kategori sedang 54,7% dan anemia pada kategori anemia ringan sebanyak 9,4%.
Kesimpulan: Penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara status gizi (p=0,000)(R-Square=0,589**) dan kebiasaan sarapan (p=0,012)(R-Square=0,135) dengan kejadian anemia pada remaja putri, namun tidak terdapat hubungan antara aktivitas fisik (p=0,312)(R-Square=0,189) dengan anemia remaja putri di SMKN 1 Kota Jambi. Bagi remaja kususnya remja putri untuk mencapai status gizi optimal, remaja dapat memenuhi kebutuhan asupan energi harian serta membiasakan sarapan pagi sebelum beraktivitas dan melakukan aktivitas fisik yang cukup.

INTRODUCATION : Iron deficiency is anemia with the highest incidence in developing countries. In 2018, 23.9% of adolescent girls in Jambi Province experienced anemia. Nutritional status can be in the form of undernutrition, good nutrition or overnutrition. One nutrient deficiency causes a decrease in functional ability. 30% of daily nutritional needs are obtained by eating a healthy breakfast. Physical activity can facilitate the metabolic system in the body, including nutrient metabolism.
METHODS : The study aimed to determine the relationship between nutritional status, breakfast habits, physical activity and anemia incidence in adolescent girls at SMKN 1 Jambi City-observational research design with a cross-sectional approach. Data analysis was done univariate and bivariate using the chi-square test to see the significance of alpha 5% (0.005) and the Spearman rank test.the sampling seachnique used was accidental sampling. The number of respondents wa 64 people at SMKN 1 Jambi City students.
RUSULTS : the rusults showed that the nutritional status of the undernutrition category wa 12.5%, breakfast habits were rarely categort at 57.8%, physical activity was a moderate category at 54.7%, and anemia in the mild anaemia category wa 9.4%.
CONCLUSION : The study can conclude that there is a relationship between nutritional status (p=0.000) (R-Square=0.589**) and breakfast habits (p=0.012) (R-Square=0.135) with the incidence of anaemia in adolescents girls. Howevwr, there in ni relationship between physical activity (p=0.312) (R-Square=0.189) and anaemia in SMKN 1 Jambi City adolescent girls. For adolescents, especially ypung women, to achieve optimal nutritional status, adolescents can meet their daily energy intake needs and get used to having breakfast before activites and doing enough physical activity.