Search Repository Universitas Baiturrahim

Remaja merupakan masa transisisi dari masa anak-anak ke masa dewasa. Kelompok ini rentan akan terjadinya masalah gizi. Remaja Suku Anak Dalam (SAD) adalah kelompok remaja yang tinggal cukup jauh dari perkotaan dan masih memegang kepercayaan terdahulu. Kelompok ini juga merupakan bagian komunitas adat yang tidak tinggal menetap. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pengetahuan gizi dan sikap pemilihan makanan dengan status gizi remaja pada komunitas SAD di Desa Pematang Kabau Kabupaten Sarolangun tahun 2020.
Penelitian ini menggunakan desain penelitian cross sectional yang dilaksanakan di Wilayah Kerja Puskesmas Pematang Kabau pada bulan Juli-Agustus tahun 2020. Sampel pada penelitian ini sebanyak 30 remaja. Data dikumpulkan dengan wawancara terpimpin menggunakan kuesioner dan pengukuran status gizi langsung. Analisis data yang akan digunakan adalah univariat dan analisis bivariat.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak adanya hubungan pengetahuan gizi dengan status gizi remaja SAD dengan nilai (p-value 0,513) dan sikap pemilihan makanan dengan status gizi remaja SAD dengan nilai (p-value 0,143). Diharapkan kepada pihak Puskesmas Pematang Kabau terutama kepada pihak tenaga gizi dan petugas kesehatan untuk bisa lebih aktif dalam memberikan edukasi ataupun penyuluhan terhadap remaja SAD yang bisa dilakukan setiap 1 bulan sekali agar bisa meningkatkan derajat kesehatan status gizi remaja SAD menjadi lebih baik lagi.

Adolescenes is a period of transition from childhood to adulthood. This group is prone to nutritional problems. Suku Anak Dalam (SAD) is a group of adolescents who live quite far from urban areas and still hold previous beliefs. This group is a part of the indigenous community who do not live permanently. The purposeof this study was to determine the connection between nutritional knowledge and food selection attitudes with the nutritional status of adolescents in the SAD community in Pematang Kabau village Sarolangun district 2020.
This study used a cross sectional design which was carried out in the working area of the Pematang Kabau Health Center in July-August 2020. The sample in this study was 30 adolescents. Data were collected by guided interviews using a questionnaire and direct measurement of nutritional status. Data analysis used was univariate and bivariate analysis.
The results showed that there was no connection between nutritional knowledge and nutritional status of SAD adolescents with a value (p-value of 0,513) and the attitude of choosing food with nutritional status of SAD adolescents with a value (p-value of 0,143). It is hoped that the Pematang Kabau Health Center especially the nutrition and health workers to be more active in providing education or counseling on SAD, which can be done once a month in order to improve the health status of the nutritional status of SAD adolescenst to be ever better.