PENERAPAN THERAPY RELAKSASI NAPAS DALAM TERHADAP UPAYA PENURUNAN RASA NYERI PADA TN. A DENGAN POST OPERASI BENIGN PROSTATIC HYPERPLASIA DIRUANG BEDAH RUMAH SAKIT UMUM DAERAH HAJI ABDOEL MADJID BATOE
Categorie(s):
LAPORAN AKHIR PROFESI
Author(s):
SOPA,MARIA
Tahun:
2024
Kode:
-
NIM Mahasiswa:
202391051
Nama Mahasiswa:
SOPA MARIA
Nama Penulis:
SOPA MARIA
Item Type:
Karya ilmiah mahasiswa (tesis, skripsi, KTI, laporan PKL)
Additional Info:
-
ISSN/ISBN:
-
eISSN/eISBN:
-
Keyword(s):
PENERAPAN,THERAPY,RELAKSASI,NAPAS,DALAM,TERHADAP,UPAYA,PENURUNAN,RASA,NYERI,PADA ,TN.,A,DENGAN,POST,OPERASI,BENIGN,PROSTATIC,HYPERPLASIA,DIRUANG,BEDAH,RUMAH,SAKIT,UMUM,DAERAH,HAJI,ABDOEL,MADJID,BATOE
DOI:
-
Abstract :
ABSTRAK
Penerapan Therapy Relaksasi Nafas Dalam Terhadap Upaya Penurunan Rasa Nyeri Pada Tn. A Dengan Post Operasi Benign Prostatic Hyperplasia Di Ruang Bedah Rumah Sakit Umum Daerah Haji Abdoel Madjid Batoe Batang Hari.
Data World Health Organization (WHO) (2019), menyatakan terdapat kurang lebih dari 70 juta kasus degeneratif, salah satunya yaitu hiperplasia prostat jinak dengan kejadian 5,35% di negara berkembang (Ginanjar et al., 2022). Di Indonesia sendiri prevalensi BPH pada tahun 2018 sebesar 45% penderita berusia di atas 50 tahun, sedangkan pada tahun 2019 sebesar 56% pada pria berusia 56 tahun (Arsi et al., 2022). Rata-rata penderita yang mengalami penyakit BPH berusia 60 tahun keatas (Saadah, 2017). Peran perawat pada pasien BPH yaitu dengan memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan holistik kepada pasien, terutama pada pasien BPH yang sebagian besarnya adalah orang-orang lanjut usia. Perawat sebagai educator dalam memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga pasien, penanganan nyeri serta pencegahan komplikasi. Perawat juga berperan penting dalam management perawatan kateter dan pelepasan kateter. Kasus yang didapatkan pada pasien Tn. dengan keluhan tidak bisa BAK selama 3 hari, mengalami nyeri pada saat berkemih, nyeri dibagian perut bagian bawah dengan skala 5.
Penerapan Therapy Relaksasi Nafas Dalam Terhadap Upaya Penurunan Rasa Nyeri Pada Tn. A Dengan Post Operasi Benign Prostatic Hyperplasia Di Ruang Bedah Rumah Sakit Umum Daerah Haji Abdoel Madjid Batoe Batang Hari.
Data World Health Organization (WHO) (2019), menyatakan terdapat kurang lebih dari 70 juta kasus degeneratif, salah satunya yaitu hiperplasia prostat jinak dengan kejadian 5,35% di negara berkembang (Ginanjar et al., 2022). Di Indonesia sendiri prevalensi BPH pada tahun 2018 sebesar 45% penderita berusia di atas 50 tahun, sedangkan pada tahun 2019 sebesar 56% pada pria berusia 56 tahun (Arsi et al., 2022). Rata-rata penderita yang mengalami penyakit BPH berusia 60 tahun keatas (Saadah, 2017). Peran perawat pada pasien BPH yaitu dengan memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan holistik kepada pasien, terutama pada pasien BPH yang sebagian besarnya adalah orang-orang lanjut usia. Perawat sebagai educator dalam memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga pasien, penanganan nyeri serta pencegahan komplikasi. Perawat juga berperan penting dalam management perawatan kateter dan pelepasan kateter. Kasus yang didapatkan pada pasien Tn. dengan keluhan tidak bisa BAK selama 3 hari, mengalami nyeri pada saat berkemih, nyeri dibagian perut bagian bawah dengan skala 5.