Search Repository Universitas Baiturrahim

Penyebab terjadinya masalah gizi pada anak remaja salah satunya bisa disebabkan oleh pola sarapan pagi. Pola sarapan pagi yang baik akan mempengaruhi gizi anak. Sarapan pagi adalah kebutuhan manusia yang seharusnya dilakukan secara teratur setiap pagi, untuk kebutuhan zat gizi dan perkembangan otak serta menghindari resiko anak kekurangan gizi dan obesitas. WHO 2016 dengan kategori gizi kurang putri 8,4% dan putra 12,4, Riskesdas 2018 prevalensi status gizi remaja 13-15 tahun sangat kurus 2,1% dan kurus 5,5%. Dinas Kesehatan Kota Jambi Tahun 2022, wilayah kerja Puskesmas Koni Tingkat SMP dengan 444 kasus yang mengalami gizi kurang, Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran kebiasaan sarapan pagi dan kejadian gizi kurang pada remaja putri di SMP N 2 Kota Jambi. Jenis penelitian ini merupakan penelitian deksriptif, pengumpulan data dengan cara membagikan kuesioner dan pengukuran status gizi. Jumlah sampel 58 remaja. Analisis data menggunakan analisis univariat. Hasil penelitian menunjukkan persentase gambaran kebiasaan sarapan pagi remaja putri SMPN 2 Kota Jambi dengan kebiasaan baik sebanyak 56,9 % dan tidak baik sebanyak 43,1%. Gambaran kejadian gizi kurang dengan status gizi kurang sebanyak (31%) dan tidak gizi kurang sebanyak (69%). Dapat disimpulkan bahwa sebagian besar remaja putri sudah memiliki kebiasaan sarapan pagi yang baik dan sebagian besar memiliki status gizi tidak gizi kurang. Disarankan kepada remaja yang masih memiliki kebiasaan sarapan pagi yang tidak baik agar dapat membiasakan sarapan pagi karena dapat berdampak pada tingkat kesehatan remaja tersebut.

One of the causes of nutritional problems in adolescents can be caused by breakfast habits. A good breakfast pattern will affect the child's nutrition. Breakfast is a human need that should be done regularly every morning, for nutritional needs and brain development and to avoid the risk of malnutrition and obesity. WHO 2016 with the category of undernourished girls 8.4% and boys 12.4, Riskesdas 2018 prevalence of nutritional status of adolescents 13-15 years very thin 2.1% and thin 5.5%. The Jambi City Health Office in 2022, the working area of Koni Community Health Centre at the junior high school level with 444 cases experiencing malnutrition, the aim of this study was to describe the breakfast habits and the incidence of malnutrition in adolescent girls at SMP N 2 Jambi City. This type of research is descriptive research, data collection by distributing questionnaires and measuring nutritional status. The sample size was 58 adolescents. Data analysis was done using univariate analysis. The results showed that the percentage of breakfast habits of adolescent girls at SMPN 2 Jambi City with good habits was 56.9% and not good as much as 43.1%. The description of the incidence of malnutrition with malnutrition status as much as (31%) and not malnutrition as much as (69%). It can be concluded that most adolescent girls already have good breakfast habits and most have a nutritional status that is not malnourished. For those adolescents who still have bad breakfast habits, it is recommended that they get used to it, as it can have an impact on the health level of these adolescents