Search Repository Universitas Baiturrahim

Pendahuluan : Prevalensi gizi lebih di kalangan remaja merupakan isu kesehatan penting yang dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk pengetahuan gizi, status sosial ekonomi keluarga, dan konsumsi sugar sweetened beverages (SSBs). Penelitian ini dilakukan di SMPN 9 Kota Jambi untuk mengeksplorasi hubungan antara faktor-faktor tersebut dengan status gizi lebih pada remaja. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara pengetahuan gizi, status sosial ekonomi keluarga, dan konsumsi SSBs terhadap status gizi lebih pada remaja di SMPN 9 Kota Jambi.
Metode : Penelitian ini menggunakan desain analitik korelasi dengan 39 remaja sebagai sampel. Data dikumpulkan melalui kuesioner untuk mengukur pengetahuan gizi, status sosial ekonomi, dan konsumsi SSBs, serta pengukuran antropometri untuk menilai status gizi lebih.
Hasil : Mayoritas responden memiliki pengetahuan gizi yang kurang (76,9%), status sosial ekonomi rendah (61,5%), dan konsumsi SSBs tinggi (87,2%). Analisis data menunjukkan tidak adanya hubungan signifikan antara pengetahuan gizi, status sosial ekonomi, dan konsumsi SSBs dengan status gizi lebih pada remaja di lokasi penelitian.
Kesimpulan : Penelitian ini menunjukkan bahwa pengetahuan gizi, status sosial ekonomi, dan konsumsi SSBs tidak berhubungan signifikan dengan status gizi lebih pada remaja SMPN 9 Kota Jambi. Ini mengindikasikan perlunya eksplorasi lebih lanjut mengenai faktor-faktor lain yang mungkin berkontribusi terhadap status gizi lebih, serta pendekatan yang lebih komprehensif dalam penelitian mendatang.

The prevalence of overnutrition among adolescents is an important health issue that can be influenced by various factors, including nutrition knowledge, family socioeconomic status, and consumption of sugar sweetened beverages (SSBs). This study was conducted at SMPN 9 Jambi City to explore the relationship between these factors and overweight status among adolescents. This study aimed to analyse the relationship between nutrition knowledge, family socioeconomic status, and consumption of SSBs on overweight status among adolescents at SMPN 9 Jambi City. This study used a correlation analytic design with 39 adolescents as samples. Data were collected through questionnaires to measure nutritional knowledge, socioeconomic status, and SSBs consumption, as well as anthropometric measurements to assess overnutrition status. The majority of respondents had poor nutrition knowledge (76.9%), low socioeconomic status (61.5%), and high consumption of SSBs (87.2%). Data analysis showed no significant association between nutritional knowledge, socioeconomic status, and SSBs consumption with overweight status among adolescents in the study site. This study showed that nutritional knowledge, socioeconomic status, and SSBs consumption were not significantly associated with overweight status among adolescents of SMPN 9 Jambi City. This indicates the need for further exploration of other factors that may contribute to overnutrition status, as well as a more comprehensive approach in future research.