Search Repository Universitas Baiturrahim

Remaja dikategorikan sebagai kelompok rentan masalah gizi sehingga berisiko terhadap kesehatannya.Percepatan pertumbuhan dan perkembangan tubuh memerlukan energi lebih banyak. Selain itu, pada remaja terjadi perubahan gaya hidup suka mencoba-coba makanan sehingga terjadi ketidakseimbangan energi. Salah satu akibat rendahnya status gizi pada remaja adalah kondisi anemia. Hasil Riskesdas tahun 2018, secara nasional bahwa jumlah penduduk usia 5-14 tahun mengalami anemia sebesar 26,4%, usia 15-24 tahun mengalami anemia sebesar 18,4%. Sedangkan pada jumlah penduduk keseluruhan penduduk perempuan mengalami anemia sebesar 23.9%, hingga total keseluruhan penduduk Indonesia yang mengalami anemia yaitu sebesar 21,7%. Penelitian dengan jenis kuantitatif deskriptif ini bertujuan untuk mengetahui gambaran status gizi dan pola menstruasi remaja putri penderita anemia di SMKN 1 Tanjung Agung Kab.Muara Enim tahun 2024. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh remaja putri yang menderita anemia yaitu sejumlah 83 siswi dan jumlah sampel ditentukan dengan teknik total sampling. Pengambilan data dilakukan dengan mengukur berat badan dan tinggi badan serta umur melalui tabel Z-score (IMT/U). Data pola menstruasi didapatkan dengan kuesioner wawancara, dilakukan pada bulan April Juli tahun 2024. Analisis data penelitian secara statistik dilakukan secara univariat yaitu variabel tentang status gizi dan pola menstruasi remaja putri. Hasil penelitian ditemukan bahwa sebagian siswi SMKN 1 Tanjung Agung mengalami status gizi tidak normal 14 (16,8%) dan normal 69 (83,2%) serta sebanyak 65 (78,4%) dengan pola menstruasi normal, dan 18 (21,6%) tidak normal. Remaja hendaknya meningkatkan konsumsi makanan terutama zat besi beserta mengonsumsi makanan sesuai dengan pedoman gizi seimbang dan diiringi dengan aktivitas fisik yang sesuai untuk menjaga kondisi tubuh remaja selalu sehat dan aktif produktif.

Kata Kunci : Anemia, Pola Menstruasi, Remaja Putri, Status Gizi

Adolescents are classified as a vulnerable group of nutritional problems that pose a risk
to their health. The acceleration of growth and development of the body requires more
energy. In addition, adolescents experience a change in lifestyle, with a greater
propensity to experiment with food, resulting in an energy imbalance. One of the
consequences of low nutritional status in adolescents is anaemia. According to the results
of the 2018 Riskesdas, nationally, the number of people aged 5-14 years with anaemia
was 26.4%, and the number of people aged 15-24 years with anaemia was 18.4%. While
in the total population of the female population experiencing anaemia was 23.9%, so that
the total population of Indonesia experiencing anaemia was 21.7%. This descriptive
quantitative study aims to describe the nutritional status and menstrual patterns of
adolescent girls with anaemia at SMKN 1 Tanjung Agung Kab.Muara Enim in 2024. The
population in this study were all adolescent girls suffering from anaemia, namely 83
students and the number of samples was determined by total sampling technique. Data
were collected by measuring body weight and height and age by Z-score table (IMT/U).
Menstrual pattern data was obtained by interview questionnaire conducted in April - July
2024. Statistical analysis of the research data was done univariately, namely variables
on nutritional status and menstrual patterns of adolescent girls. The results of the study
showed that most of the students of SMKN 1 Tanjung Agung experienced abnormal
nutritional status 14 (16.8%) and normal 69 (83.2%) and as many as 65 (78.4%) with
normal menstrual patterns and 18 (21.6%) abnormal. Adolescents should increase their
intake of nutrients, especially iron, and consume foods according to balanced dietary
guidelines, accompanied by appropriate physical activity, to maintain the condition of
the adolescent body is always healthy and active productive.
Keywords: anaemia, adolescent girls, menstrual pattern, nutritional status