HUBUNGAN STATUS GIZI DAN LAMA MENSTRUASI DENGAN KEJADIAN ANEMIA REMAJA PUTRI DI PONDOK PESANTREN MINHAJUL MUTTAQIN DESA HARJOMULYO JAYA
Categorie(s):
Gizi Masyarakat
Author(s):
Rahayu Tri Utami
Tahun:
2025
NIM Mahasiswa:
202432010
Nama Mahasiswa:
RAHAYU TRI UTAMI
Nama Penulis:
RAHAYU TRI UTAMI
Item Type:
Karya ilmiah mahasiswa (tesis, skripsi, KTI, laporan PKL)
Keyword(s):
status gizi, lama menstruasi, anemia, remaja putri
DOI:
status gizi, lama menstruasi, anemia, remaja putri
Abstract :
Anemia adalah kondisi ketika kadar hemoglobin dalam darah lebih rendah dari
normal sehingga kemampuan sel darah merah mengangkut oksigen menurun.
Remaja putri rentan karena berada pada masa pertumbuhan pesat, kebutuhan zat
besi tinggi, dan mengalami menstruasi rutin. Kehilangan darah berlebih saat
menstruasi dapat memperburuk defisiensi zat besi, sehingga lama menstruasi
menjadi faktor penting terhadap kejadian anemia. Status gizi juga berperan karena
zat besi dibutuhkan dalam pembentukan hemoglobin. Status gizi adalah keadaan
tubuh akibat keseimbangan antara asupan dan kebutuhan gizi, sedangkan lama
menstruasi normalnya berlangsung 37 hari. Penelitian ini bertujuan mengetahui
hubungan status gizi dan lama menstruasi dengan kejadian anemia pada remaja
putri di Pondok Pesantren Minhajul Muttaqin Desa Harjomulyo Jaya Tahun 2025.
Jenis penelitian adalah observasional analitik dengan desain cross-sectional.
Populasi berjumlah 122 remaja putri, sampel 54 responden dipilih menggunakan
proportional stratified random sampling. Data dikumpulkan melalui pengukuran
antropometri (IMT/U), kuesioner lama menstruasi, serta pemeriksaan hemoglobin
dengan alat digital Easy Touch. Analisis dilakukan secara univariat dan bivariat
menggunakan uji Chi-Square. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar
responden memiliki status gizi normal (70,4%), lama menstruasi normal (55,6%),
dan tidak anemia (57,4%), sedangkan anemia ditemukan pada 42,6%. Uji ChiSquare menunjukkan hubungan signifikan antara status gizi dengan anemia
(p=0,039) serta antara lama menstruasi dengan anemia (p=0,018). Artinya, remaja
putri dengan status gizi tidak normal dan lama menstruasi tidak normal memiliki
risiko lebih tinggi mengalami anemia. Kesimpulan penelitian ini adalah terdapat
hubungan bermakna antara status gizi dan lama menstruasi dengan kejadian
anemia. Penelitian ini diharapkan menjadi dasar upaya pencegahan anemia melalui
edukasi gizi, pemantauan status gizi berkala, serta penyuluhan kesehatan reproduksi
terkait pola menstruasi pada remaja putri.
normal sehingga kemampuan sel darah merah mengangkut oksigen menurun.
Remaja putri rentan karena berada pada masa pertumbuhan pesat, kebutuhan zat
besi tinggi, dan mengalami menstruasi rutin. Kehilangan darah berlebih saat
menstruasi dapat memperburuk defisiensi zat besi, sehingga lama menstruasi
menjadi faktor penting terhadap kejadian anemia. Status gizi juga berperan karena
zat besi dibutuhkan dalam pembentukan hemoglobin. Status gizi adalah keadaan
tubuh akibat keseimbangan antara asupan dan kebutuhan gizi, sedangkan lama
menstruasi normalnya berlangsung 37 hari. Penelitian ini bertujuan mengetahui
hubungan status gizi dan lama menstruasi dengan kejadian anemia pada remaja
putri di Pondok Pesantren Minhajul Muttaqin Desa Harjomulyo Jaya Tahun 2025.
Jenis penelitian adalah observasional analitik dengan desain cross-sectional.
Populasi berjumlah 122 remaja putri, sampel 54 responden dipilih menggunakan
proportional stratified random sampling. Data dikumpulkan melalui pengukuran
antropometri (IMT/U), kuesioner lama menstruasi, serta pemeriksaan hemoglobin
dengan alat digital Easy Touch. Analisis dilakukan secara univariat dan bivariat
menggunakan uji Chi-Square. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar
responden memiliki status gizi normal (70,4%), lama menstruasi normal (55,6%),
dan tidak anemia (57,4%), sedangkan anemia ditemukan pada 42,6%. Uji ChiSquare menunjukkan hubungan signifikan antara status gizi dengan anemia
(p=0,039) serta antara lama menstruasi dengan anemia (p=0,018). Artinya, remaja
putri dengan status gizi tidak normal dan lama menstruasi tidak normal memiliki
risiko lebih tinggi mengalami anemia. Kesimpulan penelitian ini adalah terdapat
hubungan bermakna antara status gizi dan lama menstruasi dengan kejadian
anemia. Penelitian ini diharapkan menjadi dasar upaya pencegahan anemia melalui
edukasi gizi, pemantauan status gizi berkala, serta penyuluhan kesehatan reproduksi
terkait pola menstruasi pada remaja putri.