HUBUNGAN PELAYANAN ANTENATAL TERSTANDAR DENGAN KEJADIAN BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI KOTA JAMBI TAHUN 2012

Categorie(s):
   Penelitian
Author(s):
   Iin Indrawati
Tahun:
   2012
Nama Penulis:
 Iin Indrawati
Item Type:
 Karya ilmiah mahasiswa (tesis, skripsi, KTI, laporan PKL)
Keyword(s):
Pelayanan antenatal terstandar, BBLR
Abstract :
HUBUNGAN PELAYANAN ANTENATAL TERSTANDAR DENGAN KEJADIAN BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI KOTA JAMBI TAHUN 2012
Xxvi + 182 halaman, 51 tabel, 3 gambar, 16 lampiran

ABSTRAK
Penyebab terbesar dari kematian bayi terbanyak ada pada BBLR yaitu 29%. Jumlah kejadian BBLR Kota Jambi sebesar 60 orang atau total 0,5% dari total kelahiran hidup. Sementara itu angka kunjungan antenatal untuk K1 dan K4 baik mencapai target bahkan melebihi target (K1=104,06% dan K4=94,61%).
Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan pelayanan antenatal terstandar dengan kejadian BBLR di Kota Jambi tahun 2012.
Penelitian ini dilakukan melalui pendekatan penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif, untuk penelitian kuantitatif menggunakan desain case control, pengambilan sampel dengan random blok. Pada penelitian kualitatif ditujukan untuk mencari akar permasalahan secara mendalam dan luas, pengambilan informan dengan purposive sampling, data dianalisis dengan teknik analisis isi (content analysis).
Hasil penelitian didapat bahwa kelengkapan pelayanan antenatal merupakan faktor resiko dengan OR 3,068 (95% CI 0,75-12,59), kesinambungan merupakan faktor resiko dengan OR 4,714 (95% CI 1,03-21,65), kriteria petugas merupakan faktor resiko dengan OR 14,000 (95% CI 2,78-70,56) serta jenis pelayanan antenatal yang diberikan sesuai standar merupakan faktor resiko dengan OR 4,033 (95% CI 0,74-21,98) untuk kejadian bayi BBLR. Kriteria petugas pemberi pelayanan antenatal merupakan faktor resiko paling besar untuk kejadian bayi BBLR. Pada penelusuran data melalui penelitian kualitatif didapat hasil bahwa untuk kelengkapan kegiatan antenatal bidan baru lebih baik dalam memberi pelayanan dibanding bidan senior/lama, untuk kesinambungan pelayanan antenatal ada alasan yang bersifat medis dan non medis yang menjadi penyebab ibu tidak melakukan pelayanan secara berkesinambungan, pada kriteria petugas pemberi pelayanana di dapat bahwa yang menjadi penyebab kejadian bayi BBLR adalah karena kurangnya kompetensi dari petugas pemberi pelayanan antenatal jadi persoalannya bukan petugasnya merupakan tenaga kesehatan atau bukan tenaga kesehatan tetapi kompetensi dari tenaga kesehatan tersebut. Sedangkan pada jenis kegiatan pelayanan antenatal sesuai standar yang menjadi penyebab adalah adanya faktor terkait langsung dan tidak terkait langsung dengan kejadian bayi BBLR.
Mengingat akan pentingnya memberikan pelayanan antenatal secara terstandar pada ibu hamil maka sebaiknya ada pendekatan yang dilakukan pada petugas kesehatan dilapangan untuk memberi penekanan pentingnya pelayanan antenatal dilakukan sesuai standar. Perlu pula dibuat aturan tertulis tentang sanksi bagi petugas kesehatan yang tidak melakukan pelayanan antenatal sesuai standar. Untuk meningkatkan kompetensi dari tenaga kesehatan sebaiknya dibuat suatu perencanaan agar setiap tenaga kesehatan mempunyai kesempatan untuk mengikuti pelatihan secara merata. Disamping itu kerjasama semua pihak dalam meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang nutrisi yang seimbang, kesehatan reproduksi wanita serta hal-hal yang terjadi akibat pergaulan bebas sangat diperlukan untuk menjadikan ibu hamil dapat berprilaku baik dan benar dalam merawat kehamilannya.
Kata kunci : Pelayanan antenatal terstandar, BBLR
Bahan bacaan : 30 (1995-2012)