ASUHAN KEPERAWATAN PEMBERIAN TEHNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP FREKUENSI NAFAS PADA PASIEN Tn.A DENGAN ASMA DI UPTD PUSKESMAS SUNGAI RENGAS

Author(s):
   Nanang wahyudi
Tahun:
   2024
Nama Mahasiswa:
 NANANG WAHYUDI
Nama Penulis:
 Nanang Wahyudi
Item Type:
 Karya ilmiah mahasiswa (tesis, skripsi, KTI, laporan PKL)
Abstract :
Program Studi Profesi Ners
STIKes Baiturrahim Jambi
LAP, November 2023
Nanang Wahyudi ) Nurfitriani )


ABSTRAK

ASUHAN KEPERAWATAN PEMBERIAN RELAKSASI NAPAS DALAM TERHADAP FREKUENSI NAPAS PADA PASIEN Tn. A DENGAN ASMA DI UPTD PUSKESMAS SUNGAI RENGAS

Latar Belakang : Asma adalah kondisi kronis dimana saluran udara di paru-paru menjadi sempit karena peradangan dan terjadi pengencangan otot-otot di sekitar saluran udara kecil. Tanda dan gejala dari asma yaitu batuk, mengi, sesak napas dan dada sesak. Gejala-gejala ini hilang-timbul dan seringkali lebih buruk pada malam hari atau selama berolahraga Pemicu yang dapat memperburuk gejala asma bervariasi dari orang ke orang. Pemicu ini antara lain virus, alergen, iritan (asap), olahraga, dan perubahan suhu. diagnosa yang dapat diambil yaitu bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan spasme jalan napas, hipersekresi jalan napas, dan/atau respon alergi. Salah satu terapi non farmakolohi untuk mengatasi masalah keperawatan tersebut adalah teknik relaksasi nafas dalam. Teknik relaksasi nafas dalam merupakan salah satu bentuk asuhan keperawatan dimana perawat mengajarkan kepada klien cara untuk melakukan napas dalam, napas lambat, dan bagaimana menghembuskan napas secara perlahan.
Tujuan Umum : Menjelaskan pengaruh pemberian teknik relaksasi napas dalam terhadap frekuensi napas pada pasien asma di UPTD Puskesmas Sungai Rengas Metode : Penerapan menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penerapan Asuhan Keperawatan yang dilaksanakan pada klien asma di UPTD Puskesmas Sungai Rengas pada periode November 2023, yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling.
Hasil Asuhan Keperawatan : Hasil evaluasi keperawatan pada pasien asma menunjukan masalah keperawatan bersihan jalan napas tidak efektif teratasi sebagian dengan adanya data penurunan keluhan sesak napas (dispnea) dimana pasien mengatakan lebih lega, berkurang sampai tidak ditemukannya suara wheezing, dan frekuensi napas yang mendekati 24 x/menit.
Rekomendasi : Bagi penulis selanjutnya diharapkan dapat meneliti penggunaan terapi nonfarmakologi lainnya untuk mengatasi masalah keperawatan bersihan jalan nafas tidak efektif pada pasien asma.

Kata Kunci : Asma, Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif, Nafas Dalam