Search Repository Universitas Baiturrahim

Indonesia merupakan negara yang mayoritas muslim sangatlah wajar jika produk pangan halal menjadi isu yang cukup menarik untuk dikaji. Kebanyak masyarakat mempercayai produk pangan dari ucapan penjual dan logo yang terdapat pada kemasan produk pangan tersebut. Masalah yang kemudian timbul adalah banyaknya bahan pangan baik bahan baku maupun bahan adiktif yang sulit ditentukan kehalalan asal bahan pembuatannya. Seiring perkembangan teknologi pangan dan rekayasa genetika pangan mengharuskan para konsumen lebih kritis untuk memilih produk pangan halal.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan persepsi halal dengan sikap membeli produk pangan halal dengan populasi sampel masyarakat konsumen di Kota Jambi sebanyak 105 responden. Desain dalam penelitian adalah deskriptif kuantitatif dengan metode pendekatan cross sectional dan teknik pengambilan sampel accidental sampling. Intrumen yang digunakan kuesioner dan analisis data menggunakan tiga tahapan yaitu univariat, bivariat dan multivariat.
Hasil uji statistik diketahui bahwa nilai p-value 0,151 > (0,05) artinya tidak ada hubungan signifikan pengetahuan tentang pangan halal dengan sikap membeli. Dan hasil uji statistik diketahui bahwa nilai p-value 0,041 < (0,05) artinya terdapat hubungan signifikan persepsi halal dengan sikap membeli. . Variabel persepsi halal dengan odd ratio sebesar 2.436. Artinya, responden memiliki persepsi yang positif tentang konsep pangan maka sikap positif terhadap membeli pangan halal 2 lebih tinggi dibandingkan yang memiliki persepsi negatif.
Kesimpulan responden memiliki pengetahuan yang baik tentang konsep halal, persepsi yang positif tentang produk pangan halal, dan sikap yang positif tentang membeli produk pangan halal.

Indonesia is a Muslim-majority country, so, naturally, halal food products are an issue that is quite interesting to be studied. Most people trust food products from the seller's speech and the logo on the food product's packagingThe problem that arises is a large number of foodstuffsboth raw and addictive materials, that make it difficult to determine the halal origin of the ingredients for their manufacture. Along with the development of food technology and genetic engineering, consumers require consumers to be more critical in choosing halal food products.
This study aims to determine the relationship between halal knowledge and perception of the attitude toward buying halal food products with a sample population of consumer communities in Jambi City, with as many as 105 respondentsThe study's design was quantitative descriptive with a sectional approach method and accidental sampling techniqueThe instruments used, questionnaires and data analysis use three stages, namely univariate, bivariate and multivariate.
The results of statistical tests show that the p-value of 0.151> a (0.05) means no significant relationship exists between knowledge about halal food and buying attitudes. Moreover, the results of statistical tests show that the p-value of 0.041 < a (0.05) means a significant relationship exists between halal perception and buying attitudeThe halal perception variable with an odd ratio was shown as 2,436. If the respondent has a positive perception of the concept of food, then a positive attitude towards buying halal food is 2x higher than those with a negative perception.
Respondents have good knowledge about halal concepts, positive perceptions about halal food products, and positive attitudes about buying halal food products.